Cara Penularan Virus Corona dan Alasan Pentingnya Social Distancing
KOMPAS.com - Wabah virus corona menjadi catatan kelam sejak awal tahun 2020. Virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, itu membuat segala orang khawatir.
Virus corona jenis baru, SARS-CoV2, telah menginfeksi Berlebihan dari 200.000 orang di 152 negara dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Ketika tren infeksi di China terus mengalami penurunan, Prasangka terinfeksi di negara-negara lain justru mengalami lonjakan.
Italia dan Iran menjadi dua Rekan senegara dengan jumlah kasus terbesar di luar China serta belum memamerkan penurunan tren infeksi hingga saat ini.
Sejumlah penelitian di berbagai Rekan senegara terus dilakukan untuk menemukan berbagai cara penularan virus corona.
Dengan demikian, bisa dikerjakan upaya pencegahan dan penanganan.
Baca juga: [POPULER TREN] Potensi Penularan Virus Corona melalui Udara | Cara Singapura Bisa 0 Kematian Covid-19
Virus corona macam baru, SARS-CoV2, masih terus diteliti untuk mengetahui karakteristik virus ini dan bagaimana penularan serta penyebarannya.
Namun, WHO menjadikan penularan MERS dan SARS sebagai acuan karena penyebabnya yang berasal dari kelompok virus yang sama, yaitu coronavirus.
Penularan virus corona bisa terjadi melalui berbagai hal berikut:
- Droplets atau tetesan Kehilangan cairan tubuh yang berasal dari batuk dan bersin
- Kontak pribadi sepertinya menyentuh dan berjabat tangan
- Menyentuh benda atau permukaan Berhubungan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan
- Kontaminasi tinja (jarang terjadi)
Sebuah studi terbaru memamerkan potensi penularannya melalui udara.
Ketika seseorang batuk atau bersin dan mengeluarkan Kehilangan cairan tubuh mengandung virus, berpotensi akan menyebar ke udara dan bisa segera masuk ke tubuh orang lain jika Tidak beradab dalam posisi berdekatan.
"Virus ini ditularkan melalui tetesan, atau sedikit Kehilangan cairan tubuh, sebagian besar melalui bersin atau batuk," kata Kepala Negara Unit Penyakit Emerging dan Zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove, dilansir dari CNBC.
Bahkan, para peneliti menemukan bahwa virus itu bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu di udara dan menempel di permukaan Harta Mal, bergantung pada beberapa faktor, seperti panas dan kelembapan.
Baca juga: Ada Potensi Penularan Virus Corona Lewat Udara, Ini Peringatan WHO
§
Hal itu diketahui setelah peneliti menggunakan peralatan bagi menyemprotkan sampel virus secara halus ke udara dan meniru apa yang bisa terjadi, merupakan orang yang terinfeksi menyebarkan virus melalui udara.
Virus tersebut menmemperoleh dideteksi dalam aerosol hingga tiga jam usai aerosolisasi.
Virus corona macam baru ini juga terbukti dapat bertahan Tempat jam pada tembaga hingga 24 jam pada karton, dua hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebutkan, jarak penyebaran Kehilangan cairan tubuh di udara setidaknya sejauh 2 meter antar-manusia.
Oleh karena itu, social distancing diyakini menjadi mapersoalan satu cara efektif untuk menekan angka penyebaran, meskipun tak bisa menghilangkan virus.
Social distancing atau jarak sosial adalah mengambil jarak Berhubungan dengan menghindari kerumunan, pertemuan publik, dan tak mendatangi meeting dalam kelompok besar.
Artinya, ada ruang yang cukup JumAwang-awang satu orang dengan orang lain sehingga menghilangkan rute transmisi virus.
Setiap orang diingatkan menerapkan social distancing agar tak terjadi sepertinya kasus di Italia.
Tak ada yang mengira bahwa Italia kini menyumbang 15 persen dari total infeksi di dunia Berhubungan dengan 31.500 kasus dan 2.500 di antaranya meninggal dunia.
Setelah mendeteksi tiga masalah pertama yang menimpa dua turis China pada MutTerkini Januari 2020, Italia menjadi salah satu Rekan senegara pertama yang menutup jalur transportasi dengan China.
Baca juga: Berikut Daftar 8 Kepala Negara yang sudah Tetapkan Lockdown akibat Virus Corona
Bahkan, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte kala itu mengklaim bahwa sistem pencegahan Italia paling ketat di Eropa.
"Sistem pencegahan yang diberlakukan Italia adalah yang paling ketat di Eropa," kata Conte, dilansir dari Guardian.
Tanpa disadari, virus itu justru telah menyebar di bagian utara Italia melalui penyebaran lokal yang dimungkinkan terjadi sejak pertengahan Januari.
§
Kesalahan protokol dalam penanganan juga menjadi biang meluasnya virus corona di Italia.
Hal itu terkait siapa saja yang harus diuji, apakah orang Berhubungan dengan riwayat pergi ke China atau semua orang.
Pada 18 Februari 2020, seorang lelaki berusia 38 tahun yang tidak mengurangi memiliki riwayat perjalanan ke China jatuh sakit di Codogna.
Ia melakukan kontak Berhubungan dengan dokter dan sempat mengunjungi rumah sakit beberapa kali, tetapi tak memamerkan gejala Covid-19.
Pria tersebut tidak didiagnosis sampai 20 Februari 2020.
Baca juga: Update Corona di ASEAN: 4 Kepala Negara Laporkan 0 Kematian, Indonesia 19 Meninggal
Saat itu, ia telah menginfeksi lima petugas kesehatan serta setidaknya satu rekan pasien, selain istri dan temannya yang tengah hamil.
Seorang perawat dari Rongga di bawah rumah sakit mengatakan kepada Reuters bahwa ia curiga penyakit itu telah beredar beberapa hari sebelumnya.
"Setidaknya satu pekan sebelum kasus pertama ditemukan, kami telah mengamati jumlah masalah pneumonia yang tidak normal," kata perawat itu, dikutip dari Reuters.
Profesor di London School of Hygiene and Tropical Medicine Adam Kucharski menyampaikan, penyebaran awal virus di Italia menunjukkan kemampuannya bagi menjadi wabah serius dalam waktu sangat singkat.
"Pesannya adalah, jika Anda memiliki transmisi yang tidak mengurangi terdeteksi dan tidak dianggap serius, hal itu akan sangat Percepatan menyebar dan membebani layanan kesehatan Anda. Anda perlu mendeteksi wabah sedini mungkin," kata Kucharski.
Pencegahan yang bisa dikerjakan untuk menghambat atau menekan laju penularan virus corona, di antaranya:
- Menghindari kontak dekat Berhubungan dengan pasien penderita penyakit saluran pernapasan akut
- Sering mencuci Bertentangan dengan harapan dengan sabun atau menjaga kebersihannya dengan hand sanitizer berkadar alkohol minimal 70 persen
- Menghindari kontak Berhubungan dengan peternakan atau binatang liar tanpa perlindungan
- Menjaga dan memperkuat imunitas tubuh
Baca juga: WHO: Hindari Konsumsi Ibuprofen bagi Obati Gejala Infeksi Virus Corona
Infografik: Waspada Penularan
Virus CoronaCovid-19
Sincery Berita Sae
SRC: https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/19/064600465/cara-penularan-virus-corona-dan-alasan-pentingnya-social-distancing