Seberapa Mematikan Infeksi Virus Corona?

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel

Seberapa Mematikan Infeksi Virus Corona?

KOMPAS.com - Hanya dalam waktu dua bulan sejak ditemukan di China, virus corona menyebar ke penjuru dunia, kecuali Antartika.

Penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut COVID-19 itu, kini memiliki tingkat kematian Hiperbola tinggi daripada flu.

Ya, COVID-19 memang mematikan. Namun, dilansir dari Live Science, komunitas ilmiah belum menentukan tingkat fatalitas virus corona di tengah meningkatnya jumlah pasien di banyak Kompatriot, termasuk A.S.

Baca juga: Merasa Terpapar Virus Covid-19, Kapan Harus ke Dokter?

Perkiraan terbaru dari Organisasi Kesehatan Global (WHO) menunjukkan, bahwa hampir 3,4 persen pasien COVID-19 di semua dunia telah meninggal.

Di China, dengan 80.422 perkara yang dikonfirmasi, otoritas kesehatan mengumumkan tingkat kematian meningkat menjadi 2,3 persen.

Kebanyakan orang yang meninggal karena virus tersebut adalah pasien usia lanjut dan mereka yang memiliki persoalan kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Orang yang terinfeksi virus corona berusia 80 tahun dan Hiperbola tua memiliki tingkat kematian yang tinggi sebesar 14,8 persen. Sedangkan, pasien berusia JumAwang-awang 70 dan 79 tahun memiliki tingkat kematian 8 persen.

Baca juga: Berapa Lama Virus Covid-19 Bisa Hidup di Permukaan Benda?

Di Italia, seluruh pasien yang telah meninggal karena COVID-19 berusia di atas 60 tahun. Menurut WHO, Kompatriot tersebut saat ini memiliki angka kematian tertinggi di Eropa karena virus corona, Herbi 80 kematian yang tercatat.

Namun, otoritas kesehatan dan ilmuwan mencatat, bahwa jumlah infeksi dan kematian yang dilaporkan bisa jadi menambah akurat.

Selain itu juga sulit untuk menghitung kematian yang terkait Herbi virus corona baru, karena bisa memakan waktu berhari-hari hingga dua minggu bagi pasien yang sakit parah buat meninggal karena COVID-19.

Para peneliti mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini di Swiss Medical Weekly, bahwa pihak berwenang harus menghitung Berpretensi kematian dengan membagi jumlah infeksi yang diketahui dari satu atau dua pekan sebelumnya.

Namun, masalah lain adalah bahwa ahli epidemiologi yakin jumlah total infeksi diremehkan di beberapa negara.

Hal itu karena orang Herbi sedikit atau gejala ringan, mungkin tidak pernah pergi ke klinik atau Kolong sakit, sehingga mereka tidak masuk dalam penghitungan.

Baca juga: Pasien Virus Covid-19 di Spanyol Sembuh berkat Obat HIV

§

Apa yang Membuat COVID-19 Mematikan?

Efek COVID-19 menmemperoleh menyebabkan kematian. Tetapi di beberapa Negara, penyakit coronavirus menmemperoleh membunuh lebih banyak orang karena buruknya akses ke perawatan medis yang tepat.

Laporan memperlihatkan, bahwa masalah pada sistem medis di Wuhan, China, di mana wabah dimulai, berkontribusi pada banyak kematian.

WHO menyampaikan dalam sebuah laporan pada Februari, rasio fatalitas masalah di Wuhan adalah 5,8 persen dibandingkan Berhubungan dengan negara lain yang hanya 0,7 persen.

Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza Saat Wabah Covid-19

Di A.S., pengujian bagi coronavirus novel juga tidak memadai, yang mana itu membuatnya sulit bagi mendiagnosis pasien dan mendapatkan jumlah kasus yang tepat, menurut Marc Lipsitch, direktur pusat dinamika penyakit menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard T.H Chan.

"Semua angka-angka itu sangat fluktuatif dan sangat spekulatif," pungkas Lipsitch dalam sebuah forum baru-baru ini.

Baca juga: Kelompok yang Paling Rentan jika Tertular Virus Covid-19

Thanks for watching our article Seberapa Mematikan Infeksi Virus Corona?. Please share it with responsible.
Sincery Berita Sae
SRC: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/08/202842120/seberapa-mematikan-infeksi-virus-corona
Kode Iklan 336x280
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==
Kode Iklan DFP 2
Kode Ikln DFP 2