Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding mengimbau semua pihak bisa menahan diri dalam menggelar Aksi Bela Tauhid yang rencananya dilakukan siang ini di Kantor Kemenenterian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Aksi tersebut digagas oleh sekelompok masyarakat dengan menggunakan nama Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT) sebagai buntut pembakaran bendera di Kota Garut, Jawa Barat, yang dilakukan oleh anggota Banser NU.
"Saya kira semua pihak harus menahan diri menjaga persaudaraan, persatuan sesama anak bangsa, dan tidak terjebak pada kesalahpahaman yang bisa berakibat pembelahan," kata Karding saat dikonfirmasi Okezone di Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Ia menilai insiden pembakaran bendera ini hanya salah paham. Pasalnya objek yang dibakar Banser bukanlah bendera tauhid, melainkan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Menurut saya ini salah paham saja, dalam artian saya meyakini betul bahwa Banser tak punya niatan untuk bakar bendera kalimat tauhid, yang mereka bakar adalah bendera HTI. Di sini kesalahpahamannya," ujar Karding.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jumlah massa Aksi Bela Tauhid dilaporkan mencapai 1.000 orang yang berasal dari berbagai ormas. Aksi ini sendiri dijadwalkan berlangsung sekira pukul 13.00 WIB.
Karding menganggap persoalan tersebut sangat politis karena direspons dengan aksi massa. Ia menyatakan menyesalkan rencana aksi tersebut.
"Jadi kalau betul terjadi aksi ini tentu kita prihatin dan sayangkan bahwa itu terjadi karena suasana menjadi salah paham dan menjadi sangat politis," jelas wakil ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Amin ini.
"Saya betul-betul berharap jangan sampai ini dikapitalisasi untuk kepentingan politik sehingga makin kacau, ramai, dan politik semakin panas. Saya berharap semua pihak tidak bereaksi berlebihan menanggapi aksi ini. Biarkan mereka aksi dengan tetap menjaga kedamaian," sambung Karding.
Selanjutnya, ia berharap tokoh masyarakat tidak memprovokasi elemen masyarakat lain untuk memperkeruh suasana. Seharusnya, sambung Karding, tokoh masyarakat dapat menenangkan situasi dengan tidak berkomentar yang provokatif.
"Terakhir saya kira aparat hukum perlu membuka secara terang-benderang apa yang terjadi terhadap pembakaran bendera itu," ujar dia.
Sebagaimana diberitakan Okezone, beredar video berdurasi 02.05 menit di media sosial yang menyorot aksi Banser NU membawa bendera berwarna hitam bertuliskan kalimat tauhid saat acara perayaan Hari Santri Nasional 2018 di Garut, Jawa Barat.
Belasan anggota Banser lainnya kemudian berkumpul dan menyulut bendera tersebut dengan api. Aksi nekat Banser itu kemudian ramai dan dikecam banyak pihak karena telah membakar bendera yang mirip dengan alliwa dan arrayah, bendera yang digunakan pasukan perang Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
GP Ansor membantah bahwa yang dibakar Banser adalah bendera tauhid. Menurut mereka, bendera yang dibakar adalah milik HTI.