Hikmah di Balik Bencana Virus Corona - Kompasiana.com

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel

Hikmah di Balik Bala Virus Corona

Virus corona mewabah. Corona begitu menakutkan. Dunia kocar-kacir. Indonesia pub jadikan virus corona sebagai bencana nasional Poly orang takut, stress, bahkan frustasi. Disuiruh waspada malah menebarkan ketakutan. Disuruh social distancing malah bergembol. Sungguh, virus corona mengerikan. Virus yang datangnya tiba-tiba, menambah terduga. Bahkan sulit dideteksi kapan tertular dan siapa yang menularkan? Virus yang membuat dunia ketakutan.

Saya cuma merenung sambal berpikir. Betapa hebatnya wabah virus corona. Mencengankan dunia, menghebohkan seluruh orang. Hingga bikin stress, takut, khawatir satu negeri. 

Sementara kemarin-kemarin, berapa banyak orang lupa. Seolah-olah ia menjadi penguasa dunia. Bahkan pikiran dan perilakunya, hampir menambah ada yang ditakuti lagi. Orang-orang gagal mengendalikan ego dan memenangkan hawa nafsu. Manusia yang Empati digjaya dalam hidupnya. Karena punya harta, milik pangkat, punya jabatan dan merasa status sosialnya tingi. Mereka lupa diri, alpa dalam hidupnya. Manusia yang terlalu Romansa dunia. Dan terlalu mudah berpikir buruk. Senang menyalahkan orang lain. Getol membenci. Hingga hidupnya penuh prasangka. Manusia yang menambah lagi jernih hatinya, tidak bersih hati pikirannya. Sekalipun wajah dan tubuhnya, sangat bersih tampaknya.

Wabah virus corona. Niscaya memberikan hikmah. 

Virus corona bukan cuma mengingatkan. Tapi menegaskan. Bahwa manusia itu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa di dunia ini. Manusia menambah lain hanya makhluk kecil seperti semut bahkan virus corona juga di mata-Nya. Ini bukan soal takut atau menambah takut. Bukan pula soa stress atau menambah stress. Tapi soal hikmah, siapa yang bisa mengambil hikmah dari wabah virus corona. Manusia yang Paradigma, atas apa yang telah diperbuat sebelumnya. Dan mau bagaimana si Humanisme ke depannya? 

"Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar merepa berpikir." (QS. Al-A'raf: 176).

Ada hikmah yang luar Norma di balik virus corona. Bahwa akhirnya Etos manusia itu hanya sebentar. Dan tidak perlu lagi ada kesombongan, keangkuhan bahkan iri dan dendam. Karena akhirnya, harta yang paling berharga bagi Kemanusiaan, siapapun, adalah tiga saja. Yaitu 1) ilmu yang bermanfaat, 2) amal jariyah, dan 3) keturunan yang soleh/solehah. Sementara yang lain-lain; kekayaan, pangkat Habis masa jabatan, dan obrolan sesama teman pun hanya aksesori semata. Hanya bonus dari Allah SWT. Bila aksesorinya dipakai baik maka jadi pahala. Bila aksesorinya dipakai buruk maka jadi dosa. Sangat sederhana.

Hidup ini memang begitu. Ada orang yang diuji terus Terus-menerus selama hidupnya. Ada pula yang diujia Berhubungan dengan virus corona, Ada punya dengan sakit. Bahkan ada ujian Berhubungan dengan kekakayaan, kecerdasan dan atas nama pertemanan. Tapi Kasih sayang, tidak banyak orang yang bisa "lulus" dari ujian-ujian itu semua. Karena apa? Karena gagal mengambil hikmahnya. Ibarat orang yang doyan ngomongin keburukan orang lain. Tapi tidak mengurangi mau berhenti, maka itulah orang yang gagal mengambil hikmah dalam hidup.

Jadi, apa hikmah di balik virus corona.

Sangat sederhana. Kerjakan saja yang disenangi Allah SWT. Maka Allah SWT akan senangi dan lindungi kita. Karena kebaikan, adalah sesuatu yang dikerjakan bukan dibicarakan.... Tabikk #BudayaLiterasi

VIDEO PILIHAN
Thanks for visiting our article Hikmah di Balik Bencana Virus Corona - Kompasiana.com. Please share it with responsible.
Sincery Berita Sae
SRC: https://www.kompasiana.com/syarif1970/5e7309e3ea4d965e6123ae82/hikmah-di-balik-bencana-virus-corona
Kode Iklan 336x280
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==
Kode Iklan DFP 2
Kode Ikln DFP 2